Konten Viral: detikNews
News Update
Loading...
Showing posts with label detikNews. Show all posts
Showing posts with label detikNews. Show all posts

Tuesday, June 23, 2020

WHO Perbarui Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Tidak Perlu Dua Kali Swab Negatif


Ilustrasi pasien Covid-19
Ilustrasi pasien virus corona dalam masa penyembuhan penyakit Covid-19.(Shutterstock)

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah menerbitkan pedoman sementara yang diperbarui tentang manajemen klinis Covid-19 dan rekomendasi untuk mengeluarkan pasien dari isolasi.

Dikutip dari laman resmi WHO, kriteria yang diperbarui itu mencerminkan sejumlah temuan baru-baru ini bahwa pasien yang gejalanya telah sembuh mungkin masih menunjukkan hasil positif saat dites swab selama beberapa minggu.

Meskipun demikian, WHO menyebut pasien rendah kemungkinannya menularkan virus corona ke orang lain.

Dalam pedoman sementara yang diperbarui pada 27 Mei 2020 itu, disebutkan bahwa kriteria tersebut berlaku untuk semua kasus Covid-19, terlepas dari lokasi isolasi dan tingkat keparahan penyakit.

Berikut kriteria pemulangannya:
  • Pasien dengan gejala: 10 hari setelah menunjukkan gejala, ditambah minimal 3 hari tanpa gejala (termasuk demam dan gejala pernapasan)
  • Pasien tanpa gejala: 10 hari setelah dites positif untuk Covid-19

Sebagai contoh, jika seorang pasien memiliki gejala selama 2 hari, maka pasien dapat dipulangkan setelah 13 hari (10 hari + 3 hari) dari tanggal onset gejala.

Sementara pasien dengan gejala selama 14 hari, pasien bisa dipulangkan 17 hari setelah timbulnya gejala.

Untuk pasien dengan gejala selama 30 hari, pasien dapat dipulangkan 33 hari setelah timbulnya gejala. Menurut WHO, pasien Covid-19 bisa dikeluarkan dari isolasi rumah sakit bisa tanpa memerlukan pengujian ulang dengan ketentuan di atas.

Hal itu berbeda dari rekomendasi awal WHO yang mengharuskan pasien untuk pulih secara klinis dan memiliki dua hasil tes swab negatif dari sampel berurutan yang diambil setidaknya 24 jam terpisah.

Kendati demikian, WHO mempersilakan bagi negara-negara untuk tetap menggunakan kriteria pertama (setelah dua kali tes PCR negatif) atau kriteria pemulangan pasien dari isolasi yang terbaru.

Alasan perubahan


Dalam konsultasi dengan pakar global dan negara anggota, WHO mengatakan bahwa rekomendasi awal menimbulkan beberapa tantangan.

Menurut dia, isolasi untuk pasien dengan deteksi RNA virus yang berkepanjangan setelah gejala hilang bisa terlalu lama.

Kondisi itu dinilai akan memengaruhi psikologis pasien, masyarakat, dan akses ke perawatan kesehatan.

WHO juga menyebut bahwa kapasitas pengujian di sejumlah negara yang tidak mencukupi untuk memenuhi kriteria awal pemulangan pasien.

Artinya, dengan tidak memerlukan dua kali tes untuk pembuktian negatif, alat testing bisa lebih dimanfaatkan untuk testing kasus.

Tantangan-tantangan ini dan data yang baru tersedia tentang risiko penularan virus corona memberikan kerangka kerja untuk memperbarui waktu pemulangan pasien yang pulih dari isolasi di dalam dan di luar fasilitas perawatan kesehatan.

Meski demikian, WHO tetap terus meninjau literatur ilmiah tentang virus corona melalui Divisi Sains dan tim teknis Covid-19.

WHO mendorong komunitas ilmiah untuk mengumpulkan bukti tambahan guna lebih meningkatkan kriteria lebih lanjut.

Thursday, April 16, 2020

Media Asing Soroti Kekebalan Misterius Warga Bali dari Virus Corona




Media Asing Soroti Kekebalan Misterius Warga Bali dari Virus Corona
Foto: Suasana Nyepi di Bali saat Corona (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)



Jakarta - Media asing menyoroti kekebalan misterius warga Pulau Bali dari serangan virus Corona (COVID-19). Padahal, kunjungan wisatawan China--tempat pertama ketika Corona mulai merebak--sempat meningkat pada bulan Januari lalu.



Sorotan itu datang dari media yang berbasis di Hong Kong, Asia Times dalam tulisan bertajuk 'Bali's mysterious immunity to Covid-19' yang dipublikasi pada 14 Maret 2020.



Sebagaimana dilihat detikcom pada Kamis (16/4/2020), media itu menyoroti mengapa Bali hanya memiliki kasus Corona yang sedikit. Padahal, Pulau Dewata itu memiliki 4,2 juta penduduk dan beberapa di antaranya adalah warga asing. Corona di Indonesia seperti hanya terkonsentrasi di pulau Jawa.



"Juga tidak ada cerita rumah sakit kebanjiran (pasien), peningkatan tajam dalam kremasi atau bukti anekdotal lainnya bahwa virus corona merajalela di 4,2 juta populasi pulau mayoritas Hindu itu, di antaranya ribuan warga asing," tulis Asia Times.



Asia Times mengutip cerita seorang blogger asal Bali, Rio Helmi yang heran mengapa Bali memiliki jumlah kasus Corona yang rendah. Sejauh ini korban meninggal akibat Corona di Bali adalah warga asing.



Padahal, menurut catatan Asia Times, jumlah wisatawan China yang datang ke Bali sempat meningkat pada bulan Januari. Di mana saat itu Wuhan sedang mengalami lockdown karena penularan Corona yang luar biasa.



"Apa yang membuat situasi Bali begitu membingungkan adalah bahwa jumlah kedatangan wisatawan China ke Bali sebenarnya meningkat sebesar 3% pada bulan Januari, bulan yang sama dengan lockdown Wuhan. Bahkan, mereka masih tiba sampai 5 Februari ketika pihak berwenang akhirnya pindah untuk melarang siapa pun yang berada di China dalam 14 hari sebelumnya," tulis media yang fokus pada isu-isu kawasan Asia itu.



Kendati demikian, Asia Times menyebut industri pariwisata di Bali tetap terdampak atas wabah virus Corona ini. Inilah dampak yang tak pernah terbayangkan, sejak peristiwa Bom Bali tahun 2002.



"Industri pariwisata Bali belum pernah terpukul sekeras ini sejak pemboman teroris tahun 2002, yang membuat ekonomi lokal hancur berkeping-keping selama dua tahun berikutnya karena para pelancong Australia menjauh berbondong-bondong. Pemboman lainnya pada tahun 2005 membuat lebih sulit lagi," lanjut Asia Times dalam tulisannya.

Gugat Perppu Corona ke MK, Ini yang Dituntut Amien Rais dkk




Gugat Perppu Corona ke MK, Ini yang Dituntut Amien Rais dkk
Gedung MK (Ari Saputra/detikcom)


Jakarta - Amien Rais bersama 23 orang lainnya menggugat Perppu Corona ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka meminta pasal-pasal yang dinilai bertentangan dengan konstitusi dan UUD 1945 dibatalkan.



"Menyatakan Pasal 2 ayat 1 huruf a angka 1, 2, dan 3, Pasal 27 dan Pasal 28 Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan, bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat," demikian bunyi petitum permohonan yang dilansir website MK, Kamis (16/4/2020).



Berikut ini pasal-pasal yang dimintakan dihapus tersebut:



Pasal 2 ayat 1 huruf a angka 1, 2 dan 3:



(1) Dalam rangka pelaksanaan kebijakan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) Pemerintah berwenang untuk:

a. menetapkan batasan defisit anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut:



1. melampaui 3% (tiga persen) dari Produk Domestik Bruto (PDB) selama masa penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau untuk menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan paling lama sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2022;

2. sejak Tahun Anggaran 2023 besaran defisit akan kembali menjadi paling tinggi sebesar 3 persen (tiga persen) dari Produk Domestik Bruto (PDB); dan

3. penyesuaian besaran defisit sebagaimana dimaksud pada angka 1 menjadi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan secara bertahap.



Pasal 27



1. Biaya yang telah dikeluarkan Pemerintah dan/atau lembaga anggota KSSK dalam rangka pelaksanaan kebijakan pendapatan negara termasuk kebijakan di bidang perpajakan, kebijakan belanja negara termasuk kebijakan di bidang keuangan daerah, kebijakan pembiayaan, kebijakan stabilitas sistem keuangan, dan program pemulihan ekonomi nasional, merupakan bagian dari biaya ekonomi untuk penyelamatan perekonomian dari krisis dan bukan merupakan kerugian negara.



2.Anggota KSSK, Sekretaris KSSK, anggota sekretariat KSSK, dan pejabat atau pegawai Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan, dan pejabat lainnya, yang berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini, tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana jika dalam melaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.



3.Segala tindakan termasuk keputusan yang diambil berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang ini bukan merupakan objek gugatan yang dapat diajukan kepada peradilan tata usaha negara.



Pasal 28



Pada saat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini mulai berlaku:



1. ketentuan jangka waktu yang diatur dalam Pasal 11 ayat (21, Pasal l7B ayat (1), Pasal 25 ayat (3), Pasal 26 ayat (1), dan Pasal 36 ayat (1c) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32621 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2OO9 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9991



2. Pasal 55 ayat (41 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9621;



3. Pasal 12 ayat (3) beserta penjelasannya, Pasal 15 ayat (5), Pasal 22 ayat (3), Pasal 23 ayat (1), Pasal 27 ayat (3), dan Pasal 28 ayat (3) dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);



4. Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a355);



5. Pasal 22 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO4 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44201 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2OO9 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO4 tentang Lembaga Penjamin Simpanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49631)



6.Pasal 27 ayat (1) beserta penjelasannya, Pasal 36, Pasal 83, dan Pasal lO7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah .

7.Pasal 7 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);



8.Pasal 72 ayat (2) beserta penjelasannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa



9.Pasal 316 dan Pasal 317 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah



10. Pasal 177 huruf c angka 2, Pasal 180 ayat (6), dan Pasal 182 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.



12. Pasal 11 ayat (221, Pasal 40, Pasal 42, dan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2Ol9 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2O2O (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6410)



dinyatakan tidak berlaku sepanjang berkaitan dengan kebijakan keuangan negara untuk penanganan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang ini.




Simak Video "Tekait Revisi APBN Akibat Dampak Corona, DPR Dukung Pemerintah Terbitkan Perppu"



Tuesday, April 14, 2020

BMKG Ungkap Perdebatan soal Sumber Dentuman Misterius di Jakarta




BMKG Ungkap Perdebatan soal Sumber Dentuman Misterius di Jakarta
Ilustrasi langit. Foto tak berkaitan dengan berita (Rahel/detikcom)



Jakarta - Suara dentuman yang terdengar di Jakarta dan Bogor beberapa waktu lalu masih misterius sumbernya. Sejumlah pihak menyebutkan kemungkinan sumber dentuman itu tetapi dianggap masih lemah argumennya secara ilmiah.



Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi salah satu yang meneliti sumber dentuman itu. Namun sampai saat ini BMKG belum menemukannya.



"Hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang dapat mengungkap penyebab sumber bunyi dentuman tersebut disertai bukti-bukti ilmiahnya," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Selasa (14/4/2020).



Namun, menurut Daryono, ada 5 kemungkinan sumber dentuman itu. Meski disebutnya argumentasi atas kemungkinan sumber suara itu masih lemah secara ilmiah. Semisal analisis yang menyebutkan sumber dentuman karena gempa tektonik.



"Gempa tektonik memang dapat mengeluarkan bunyi ledakan jika magnitudonya cukup signifikan dengan hiposenter sangat dangkal. Suara ledakan yang timbul saat gempa biasanya hanya sekali saja saat terjadi deformasi batuan utama, tidak seperti dentuman yang beruntun terus-menerus seperti kemarin pagi," ujar Daryono.



Dia menyebut ada yang mengaitkan suara dentuman Sabtu dini hari itu seperti peristiwa dentuman gempa Bantul, Yogyakarta, pada 2006. Daryono menjelaskan, dalam beberapa kasus, gempa Bantul memang menyebabkan timbulnya suara dentuman, tetapi bunyi dentumannya tidak terus-menerus.



"Di mana satu gempa menghasilkan satu dentuman. Gempa Bantul dapat mengeluarkan bunyi karena sumbernya dangkal dan dekat zona karst yang bawah permukaannya berongga sehingga dapat menjadi sumber bunyi jika ada pukulan gelombang seismik," ucap Daryono.



Dia juga mengatakan, setiap kali terjadi dentuman, sensor seismik selalu mencatat sebagai event gempa. Sementara saat terjadi dentuman kemarin, sensor gempa BMKG tidak mencatat adanya gempa.



"Berdasarkan fakta ini maka rangkaian suara dentuman Sabtu pagi lalu tidak berkaitan dengan aktivitas gempa tektonik," sebut dia.



Daryono menuturkan lebih lanjut, ada yang mengaitkan fenomena itu dengan peristiwa longsor. Dijelaskan dia, longsoran yang dipicu oleh adanya deformasi batuan yang melampaui batas elastisitasnya, akan menimbulkan pelepasan energi secara tiba-tiba hingga dapat mengeluarkan suara dentuman.



"Namun demikian, peristiwa longsoran tidak mungkin terjadi secara berulang-ulang, terus-menerus sebanyak dentuman yang didengarkan masyarakat pagi itu," jelas Daryono.



Dia juga mengungkapkan ada pihak yang mengaitkan fenomena dentuman Sabtu dini hari dengan peristiwa skyquake. Daryono menerangkan skyquake adalah istilah yang diciptakan oleh sekelompok komunitas untuk menyebut suara-suara yang datang dari langit. Masyarakat awam pun, lanjut dia, kini banyak yang ikut-ikutan menggunakan istilah skyquake.



"Padahal belum memahami konsep ilmiahnya. Padahal konsep yang sudah mapan terkait bunyi yang bersumber dari peristiwa atmosferik tersebut sudah ada, seperti acoustic wave, infrasonic wave, sonic boom dan lain-lain. Saat terjadi dentuman, tidak ada laporan dari stasiun pendeteksi sonic boom dan tidak ada pesawat terbang dengan kecepatan suara. Sehingga fenomena skyquake sebagai sumber dentuman saat itu terbantahkan," terang Daryono.



Lebih lanjut, ada pihak yang mengaitkan suara dentuman dengan aktivitas petir. Dalam beberapa literatur, sambung dia, disebutkan bahwa pada kondisi atmosfer ideal, suara petir paling jauh dapat terdengar 16-25 km.



"Dengan jarak jangkauan dengar tersebut, sulit diterima jika dikatakan petir yang sama dapat didengar oleh warga di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Palabuhanratu," cetus Daryono.



Dia pun memberikan gambaran semisal petir terjadi di Bogor, maka tempat terjauh di utara yang dapat mendengar hanya sampai Kota Depok dan tidak sampai ke Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Untuk arah tenggara dan selatan, maka tempat terjauh yang masih dapat mendengar petir tersebut adalah daerah Gunung Gede hingga Gunung Pangrango, dan tidak sampai ke Sukabumi dan Palabuhanratu.



"Bunyi petir juga sangat khas, di mana orang awam dengan mudah mengenalinya, sementara suara pagi itu lebih mirip dentuman yang 'anatominya' berbeda dengan suara petir," ujar dia.



Terakhir, imbuh Daryono, mengenai kemungkinan kaitan suara dentuman dengan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK). Jika mengingat peristiwa 2 tahun silam di mana pernah memiliki pengalaman misteri suara dentuman yang terdengar oleh warga Jawa Barat dan Sumatera Selatan pada akhir Desember 2018, saat itu suara dentuman terbukti berkaitan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang sedang erupsi.



"Kini suara dentuman misterius itu muncul lagi di saat GAK juga sedang erupsi. Namun untuk saat ini, adanya dugaan dentuman bersumber dari GAK dibantah dengan alasan suara dentuman tidak terdengar di Pasauran (Banten) dan Kalianda (Lampung). Sehingga dugaan erupsi GAK sebagai sumber bunyi dentuman, kini menjadi pro dan kontra," tandas Daryono.



Diberitakan sebelumnya, warga Depok, Jawa Barat, hingga Jakarta Selatan mendengar suara dentuman dini hari ini. Dentuman terdengar beberapa kali.



Pantauan detikcom, saat itu, dentuman terdengar di kawasan Limo, Depok, mulai sekitar pukul 02.00 WIB. Suara dentuman terdengar pelan beberapa kali dengan selang waktu. Hingga pukul 02.25 WIB, dentuman masih terdengar.



Di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat, suara dentuman terdengar berkali-kali sekitar pukul 02.20 WIB. Kondisi di lokasi masih kondusif, warga tampak tidak menyadari adanya dentuman tersebut.



Sementara itu, suara dentuman juga terdengar di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sekitar pukul 01.57 WIB. Dentuman terdengar beberapa kali hingga membuat pintu dan jendela bergetar.



Suara dentuman ini juga menghebohkan media sosial Twitter. Artis Enzy Storia menulis dirinya mendengar suara dentuman pada pukul 02.04 WIB.



Simak Video "PVMBG Sebut Suara Dentuman Bukan Berasal dari Erupsi Gunung Anak Krakatau"



Jokowi Tetapkan Pandemi Corona Jadi Bencana Nasional, Ini Imbasnya




Jokowi Tetapkan Pandemi Corona Jadi Bencana Nasional, Ini Imbasnya
Ilustrasi Corona (Fauzan Kamil/detikcom)


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan pandemi Corona menjadi bencana nasional. Salah satu imbasnya adalah alokasi APBN 2020 berubah. Salah satunya daerah bisa mendapatkan bantuan dari APBN untuk menangani kasus Corona.



Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.



"Kebijakan keuangan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi kebijakan pendapatan negara, termasuk kebijakan di bidang perpajakan, kebijakan belanja negara, termasuk kebijakan di bidang keuangan daerah dan kebijakan pembiayaan," demikian bunyi Pasal 1 ayat 4 Perppu Corona yang dikutip detikcom, Selasa (14/4/2020).



Nah, dalam menanggulangi bencana nasional Corona, pemerintah pusat bisa menyuntik daerah dengan menggunakan APBN. Berikut ini bunyi Pasal 2 ayat 1:



Dalam rangka pelaksanaan kebijakan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) Pemerintah berwenang untuk memberikan hibah kepada Pemerintah Daerah.



"Hibah kepada pemerintah daerah diberikan dalam rangka penanganan bencana alam, bencana non-alam, bencana kemanusiaan, dan/atau kebijakan stimulus fiskal dalam rangka mengurangi dampak ekonomi atas bencana tersebut," demikian bunyi penjelasan Pasal 1 ayat 1 huruf j.



Lalu berapa besaran APBN yang dikucurkan ke daerah-daerah? Tidak disebutkan dalam Perppu Corona itu.



Simak Video "Jokowi Minta Daerah Re-alokasi dan Fokuskan Anggaran untuk Penanganan Corona"



Sunday, April 12, 2020

Kronologi Pertikaian Maut Anggota TNI-Polri di Papua




Kronologi Pertikaian Maut Anggota TNI-Polri di Papua
Foto: Ilustrasi Markas Polda Papua (Rolando/detikcom)



Jakarta - Lima orang anggota Polri di Papua menjadi korban atas insiden pertikaian dengan anggota TNI. Dari lima personel, tiga di antaranya tewas.



Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto, membenarkan adanya insiden pertikaian. Tiga anggota polisi dari Polres Mamberamo Raya, Papua yang tewas mengalami luka tembak di bagian leher dan paha.



"Sementara benar ada kesalahpahaman antara anggota Polres Memberamo Raya dengan Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad, dan untuk sementara kejadiannya pagi ini, sebetulnya kemarin, terus sudah diselesaikan, terus pagi ini ada kejadian dan hari ini juga kita turunkan tim gabungan untuk investigasi penyelidikan di lapangan seperti apa," kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto saat dikonfirmasi, Minggu (12/4/2020).



Tiga personel Polres Mamberamo yang tewas antara lain Briptu Marcelino Rumaikewi anggota Sat Reskrim Polres Mamberamo Raya, mengalami luka tembak pada leher bagian kanan sebanyak 1 kali, Bripda Yosias Dibangga anggota Sat Sabhara Polres Mamberamo Raya, mengalami luka tembak pada bagian leher kiri 1 kali, Briptu Alexander Ndun anggota Reskrim Polres Mamberamo Raya, mengalami luka tembak pada paha kiri.



Sementara itu, dua korban luka yang masih dirawat di Rumah Sakit yakni Bripka Alva Titaley anggota Reskrim Polsek Mamteng, mengalami luka tembak pada paha kiri sebanyak 1 kali dan Brigpol Robert Marien anggota SPKT mengalami luka tembak pada punggung belakang sebanyak 3 kali.



TNI-Polri saat ini sudah berangkat ke lokasi kejadian. Tim Gabungan juga sudah dibentuk untuk melakukan investigasi mendalam serta mencari fakta-fakta penyebab pertikaian.



Berikut kronologi singkatnya:



Sabtu (11/4) pukul 23.00 WIT



Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, pertikaian berawal dari kesalahpahaman pada Sabtu (11/4). Seperti dilansir Antara, Waterpau menyebut kesalahpahaman anggota TNI-POlri ini sudah diselesaikan pada Sabtu malam itu juga sekitar pukul 23.00 WIT. Waterpauw menyayangkan peristiwia penembakan yang terjadi.



Minggu (12/4) pukul 07.40 WIT



Kesalahpahaman Sabtu malam berlanjut di Minggu pagi. Pertikaian terjadi di Jalan Pemda I Kampung Kasonaweja Distrik Mamberamo Tengah, Kabupaten Mamberamo Raya. Kesalahpahaman itu antara Anggota Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad dengan anggota Polres Mamberamo Raya.



Akibat kejadian itu tiga polisi tewas tertembak. Dari tiga personel yang tewas, dua anggota yang lebih dulu diumumkan gugur yakni Briptu Marcelino Rumaikewi dan Bripda Yosias Dibangga. Sementara untuk Briptu Alexander Ndun baru diinformasikan tewas pukul 11.45 WIT.



Saat ini, pelaku sudah diamankan untuk dimintai keterangan. Suasana di lokasi sudah kondusif. Jenazah akan diterbangkan ke Jayapura untuk dilakukan visum di RS Bhayangkara Jayapura.



"Sedang diamankan untuk diperiksa/diminta keterangan oleh tim gabungan," kata Kolonel Eko Daryanto.



Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyayangkan insiden ini. Dia sudah memerintahkan anggota Polres tidak ke luar Markas Komando (Mako).



"Sangat kami sesalkan dan sayangkan kejadian tadi pagi ini. Saya dengan Pangdam akan terbang besok pagi ke TKP. Upaya langkah kami bersama adalah mengkonsolidasi seluruh anggota ke Mako Polres dan pos dengan catatan tidak ada yang keluar Mako.



Dan, saat ini fokus untuk evakuasi anggota yang terluka dan MD (Meninggal Dunia) ke RS Bhayangkara. Kami masih sinergi dengan pemilik pesawat guna segera bisa berangkat ke Mamberamo Raya," ujar Waterpauw.

Sebaran 4.241 Kasus Corona di 34 Provinsi, DKI Jakarta Terbanyak




Sebaran 4.241 Kasus Corona di 34 Provinsi, DKI Jakarta Terbanyak
Foto Ilustrasi Corona (Fauzan Kamil/detikcom)



Jakarta - Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah menjadi 4.241 kasus. Jumlah kasus positif paling banyak berasal dari DKI Jakarta.



"Jumlah positif menjadi 4.241," ujar Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Wabah COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube BNPB, Minggu (12/4/2020).



Jumlah pasien yang sembuh dari Corona turut bertambah menjadi 359 orang. Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal menembus angka 373 orang.



Berikut ini rincian kasus positif yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia:



Aceh: 5 Kasus Positif

Bali: 81 Kasus Positif

Banten: 281 Kasus Positif

Bangka Belitung: 4 Kasus Positif

Bengkulu: 4 Kasus Positif

DI Yogyakarta: 41 Kasus Positif

DKI Jakarta: 2.044 Kasus Positif

Jambi: 4 Kasus Positif

Jawa Barat: 450 Kasus Positif

Jawa Tengah: 200 Kasus Positif

Jawa Timur: 386 Kasus Positif

Kalimantan Barat: 13 Kasus Positif

Kalimantan Timur: 35 Kasus Positif

Kalimantan Tengah: 24 Kasus Positif

Kalimantan Selatan: 34 Kasus Positif

Kalimantan Utara: 16 Kasus Positif

Kepulauan Riau: 21 Kasus Positif

Nusa Tenggara Barat: 37 Kasus Positif

Sumatera Selatan: 21 Kasus Positif

Sumatera Barat: 44 Kasus Positif

Sulawesi Utara: 17 Kasus Positif

Sumatera Utara: 65 Kasus Positif

Sulawesi Tenggara: 16 Kasus Positif

Sulawesi Selatan: 222 Kasus Positif

Sulawesi Tengah: 19 Kasus Positif

Lampung: 20 Kasus Positif

Riau: 16 Kasus Positif

Maluku Utara: 2 Kasus Positif

Maluku: 11 Kasus Positif

Papua Barat: 3 Kasus Positif

Papua: 63 Kasus Positif

Sulawesi Barat: 5 Kasus Positif

Nusa Tenggara Timur: 1 Kasus Positif

Gorontalo: 1 Kasus Positif

Dalam Proses Verifikasi di Lapangan: Kasus

Total: 4.241 Kasus Positif

CT Corp-Bank Mega Jadi Trigger, RSCM Siap Rawat Pasien COVID-19




CT Corp-Bank Mega Jadi Trigger, RSCM Siap Rawat Pasien COVID-19
Tim CT Corp meninjau RSCM (Dok CT Corp)



Jakarta - Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) bakal punya bangsal khusus untuk menangani pasien COVID-19, yakni di Gedung Kiara. CT Corp dan Bank Mega menginisiasi penyediaan bangsal COVID-19 ini.



"Di situ akan dirawat pasien COVID-19 mulai bayi dari lahir, anak-anak, ibu hamil, dewasa muda, hingga dewasa tua. Sekarang kita sudah mulai mengisi ruang rawat hampir 120 bed. Ini terus dikembangkan dengan bantuan, pelan tapi pasti. Ini yang ditrigger. Terima kasih CT Corp telah men-trigger," kata Kepala Pusat Kesehatan Pelayanan RSCM Kiara, Rinawati Rohsiswatmo, kepada detikcom, Minggu (12/4/2020).



Ia lantas mengungkap inisiasi program tersebut. Menurut Rinawati memang RSCM awalnya tidak ditunjuk sebagai pusat rujukan pasien Covid-19. Namun ternyata pasien yang datang dengan penyakit berat-berat itu juga tersusupi oleh COVID-19 ini.



"Nah, kalau sudah seperti itu maka kita harus bikin zona terpisah antara zona yang sakit berat dengan COVID-19 dengan zona yang murni sakit berat tanpa COVID-19," kata sembari mengungkap ada Gedung Kiara yang belum terpakai bisa dimanfaatkan untuk khusus penanganan pasien Covid-19.



"Datanglah waktu itu inisiasi, di-trigger oleh CT Corp, Bank Mega, Salim Group, Astra, mancing, ngasihlah dana Rp 45 Miliar. Itu jadi penyemangat. Kita punya dana, berharap nanti bergulir terus. Ternyata itu memang menjadi kenyataan, bergulir terus," paparnya antusias



Setelah trigger CT Corp itu RSCM kemudian mulai meminta kepada pemerintah, mengetuk hati para donatur. Kini instalasi gawat daruratnya sudah nisa dipakai. Namun ICU belum bisa digunakam karena perlu persiapan infrastruktur.



Rinawati menjelaskan, RSCM sangat siap melayani pasien kasus virus Corona di Kiara. Soalnya, RSCM sudah tidak asing menangani pasien dengan penyakit yang serius.



"Kita terbiasa menangani pasien kritis dan berat. Kita sudah tidak kaget. Cuma sekarang, bedanya kita mesti pakai APD (Alat Pelindung Diri)," kata Rinawati.



Pada aspek bangunan fisik, Gedung Kiara sudah siap difungsikan untuk melayani pasien COVID-19. Gedung Kiara adalah tempat untuk pelayanan ibu dan anak namun hingga kini baru terpakai dua lantai tidak secara penuh. Gedung ini punya 12 lantai. Biaya untuk menjadikan tempat ini sebagai lokasi perawatan COVID-19 terbantu oleh CT Corp.



"Datanglah waktu itu inisiasi, di-trigger oleh CT Corp, Bank Mega, Salim Group, Astra," tuturnya.



Saat ini, Intensive Care Unit (ICU) dengan tekanan negatif tengah dibangun, butuh waktu tiga pekan untuk selesai. Rencananya, selain ICU dengan ruangan bertekanan negatif, ada ICU yang akan disiapkan berjumlah 40 unit untuk dewasa dan anak-anak, juga 10 unit untuk bayi. Pada bagian yang sudah siap, ruangan mulai diisi ranjang-ranjang.



"Sekarang kita sudah mulai mengisi ruang rawat hampir 120 bed. Ini terus dikembangkan dengan bantuan, pelan tapi pasti. Ini yang ditrigger. Terima kasih CT Corp telah men-trigger. Kalau tidak, semuanya hanya diam dan diam," kata dia.



Dengan kelengkapan ICU bertekanan negatif hingga ventilator, maka pasien positif COVID-19 bisa ditangani lebih baik. Angka kematian positif COVID-19 bisa ditekan.



Rinawati lantas mengungkap harapannya. "Harapan saya, nanti seluruh rumah sakit-rumah sakit kelas A di RSCM, COVID-19 ini seluruh Indonesia. Mudah-mudahan CT Corp bisa juga membantu di Medan, di Yogyakarta, di Bandung. Mereka kebingungan. Mudah-mudahan RSCM bisa menjadi contoh, karena kita paling besar seluruh Indonesia," harapnya.



"Mudah-mudahan CT Corp dan teman-teman yang mendukung kami ini beserta para donatur lainnya, pemerintah, mungkin juga bisa memperhatikan supaya kita bisa bersama-sama. Indonesia bukan cuma Jakarta, walaupun Jakarta paling banyak kasus COVID-19. Teman-teman di daerah juga perlu dibantu," pungkasnya.

Asal SEO

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done