Konten Viral: Nasional
News Update
Loading...
Showing posts with label Nasional. Show all posts
Showing posts with label Nasional. Show all posts

Sunday, March 15, 2020

KPK Yakin Hakim Tolak Praperadilan Nurhadi Cs

Ketua KPK Firli Bahuri

Jakarta - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bakal kembali menggelar sidang praperadilan mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi, hari ini, Senin, 16 Maret 2020. Hakim akan memutus gugatan yang diajukan Nurhadi, menantunya Rezky Herbiyono, serta Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal, Hiendra Soenjoto.

Ini merupakan gugatan praperadilan kedua bagi ketiganya setelah sebelumnya menggugat tidak sahnya status tersangka yang disematkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun, gugatan pertama itu ditolak oleh hakim.

Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, optimistis majelis hakim menolak gugatan Nurhadi Cs. Klaim Ali, itu akan menjadi pembuktian bahwa saat ini Mahkamah Agung telah serius berkomitmen dalam upaya pemberantasan korupsi dengan membangun citra peradilan yang bersih.

"Sekalipun tersangka NH ditetapkan sebagi tersangka dalam kapasitasnya terkait jabatan Sekretaris MA saat itu namun KPK yakin bahwa Hakim tunggal praperadilan tersangka NH Dkk akan memutus pra peradilan ini dengan tetap menjunjung tinggi integritas, independen, transparan dan berani memutus menolak seluruh dalil permohonan praper tersangka NH Dkk," kata Ali kepada awak media, Senin, 16 Maret 2020.

Nurhadi Cs mempermasalahkan ihwal penetapan tersangka yang tak sah oleh KPK lantaran Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) tidak sampai kepada para tersangka di awal penyidikan.

Ali tak mengomentari itu. Dia hanga menyebutkan ada tiga hal yang menjadikan KPK yakin hakim akan menolak gugatan praperadilan Nurhadi Cs.

Pertama, lanjut Ali, KPK telah mematahkan semua dalil dan bukti-bukti yang dihadirkan tersangka NH dkk selama proses persidangan praperadilan.

Kedua, adanya surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2018 tentang Larangan Pengajuan Praperadilan Bagi Tersangka Yang Melarikan Diri Atau Sedang Dalam Status Daftar Pencarian Orang (DPO) yang berlaku sejak tanggal 23 Maret 2018.

"Maka para tersangka NH Dkk sudah seharusnya tidak berhak mengajukan praper tersebut," kata Ali.

Kemudian yang ketiga, subjek dan objeknya sama dengan praperadilan yang pernah diajukan tersangka Nurhadi Cs dan sudah ditolak hakim PN Jaksel.

"Maka untuk menjamin kepastian hukum sepatutnya permohonan praperadilan yang kedua tersebut haruslah ditolak," kata Ali.

Pada perkaranya, Nurhadi dijerat tersangka karena melalui Rezky Herbiono, diduga telah menerima suap dan gratifikasi senilai Rp46 miliar.

Tercatat ada tiga perkara sumber suap dan gratifikasi Nurhadi, pertama perkara perdata PT MIT vs PT Kawasan Berikat Nusantara, kedua sengketa saham di PT MIT, dan ketiga gratifikasi terkait dengan sejumlah perkara di pengadilan.

Rezky selaku menantu Nurhadi diduga menerima sembilan lembar cek atas nama PT MIT dari Direkut PT MIT Hiendra Soenjoto untuk mengurus perkara itu. Cek itu diterima saat mengurus perkara PT MIT vs PT KBN.

Dan diketahui, ketiganya kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena kerap mangkir saat dipanggil KPK sebagai saksi maupun tersangka.

Sindiran Keras Rizal Ramli Buat Jokowi

Ekonom sekaligus mantan Menko Ekuin Rizal Ramli.

Jakarta - Artikel terkait virus Corona Covid-19 masih menarik perhatian pembaca sepanjang Minggu, 15 Maret 2020. Salah satunya terkait kritikan terhadap pemerintahan Jokowi dalam penanganan Corona.

Kritikan keras disuarakan ekonom senior Rizal Ramli buat Jokowi. Ia menyindir negara Indonesia seolah tanpa pemimpin dalam menangani bencana Corona.

Selanjutnya masih terkait Corona menyangkut kesehatan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Basuki diisukan secara liar terinfeksi positif Corona. Pihak Kementerian PUPR pun bereaksi dengan menyampaikan klarifikasinya.

Berikutnya, terkait pasien suspect Corona kembali meninggal. Kali ini dari warga Bekasi, seorang perawat.

Berikut tiga artikel menarik VIVAnews yang dirangkum dalam Round-Up

1. Rizal Ramli: Indonesia Hari Ini Negara Tanpa Pemimpin


Ekonom Rizal Ramli tak pernah bosan menyuarakan kritisnya kepada rezim pemerintahan Jokowi. Meski pernah bagian kabinet Jokowi, suara kritis Rizal belum padam.

Terbaru, ia mengkritisi gaya kepemimpinan Jokowi. Kritikan Rizal ini dimuat dalam artikel vivanews. Bagi dia, merujuk Kang TjeTje Hidayat Padmawinata, Tokoh Senior Jawa Barat, kondisi Indonesia saat ini seperti negara tanpa pemimpin.

2. Menteri Basuki Dibawa ke RS Terkait Corona, Kementerian PUPR Bereaksi


Usai Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terinfeksi positif Corona beredar isu sejumlah menteri yang pernah kontak juga terjangkit. Salah satu yang diisukan yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, memberikan klarifikasi terkait kabar tersebut. Dia dengan tegas membantahnya. Baca selengkapnya di sini.

3. Pasien Suspect Corona Asal Bekasi Meninggal, Seorang Perawat


Kabar duka masih datang dari seputar Corona Covid-19. Pasien suspect kembali meninggal. Kali ini, seorang perempuan asal Kabupaten Bekasi berprofesi perawat.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi Covid 19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, korban masuk kategori suspect karena pekerjaannya di rumah sakit. Namun, sampai Minggu malam, 15 Maret 2020, hasil labotarium belum diterima pihak Kabupaten Bekasi.

Ini Alasan Pemerintah Tak Pilih "Lockdown" Indonesia



Jakarta - Sejumlah negara yang terkena kasus virus corona telah melakukan isolasi atau lockdown negaranya.

Mengisolasi diri supaya penyebaran virus tak masif.

Namun kebijakan lockdown tak jadi pilihan Presiden Joko Widodo.

Italia, Denmark, dan kota Manila di Filipina, memutuskan mengikuti kebijakan pemerintah Tiongkok mengisolasi episentrum penyebaran virus corona untuk mencegah lebih banyak korban akibat virus tersebut.

Indonesia dengan kasus pasien positif corona pada 9 Maret lalu tak memilih kebijakan isolasi atau lockdown.

Meski penyebaran virus corona di Indonesia meningkat kurang dari sepekan menjadi 69 kasus dengan 4 korban yang meninggal dunia.

Pilihan membuat gugus tugas menurut Presiden Joko Widodo lebih tepat untuk percepatan penanganan corona.

Pemerintah tak memilih isolasi karena menimbang kepanikan masyarakat yang bisa terjadi bila lockdown dilakukan.

"Sebetulnya inginnya kita sampaikan, tetapi kita juga berhitung mengenai kepanikan dan keresahan masyarakat." kata Presiden Jokowi.

Jadi apakah lockdown atau isolasi perlu dilakukan?

Presiden Joko Widodo saat ini sudah memutuskan tak perlu.

Meski organisasi kesehatan dunia atau WHO sudah menyatakan corona sebagai wabah pandemik.

Menanggapi status dari WHO itu, Jokowi memutuskan penanganan korban corona dan mitigasinya kini diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Ridwan Kamil: Anak Sekolah Belajar di Rumah, Dibekali Kurikulum Soal Covid-19



Bandung - Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa sudah melakukan koordinasi dengan Sekda dan Kepala Daerah terkait sekolah di rumah untuk penanggulangan covid 19 atau virus corona di Jawa Barat.

Ia menegaskan bahwa ini bukan libur, namun sekolah di rumah.

Pemerintah Jawa Barat dari Senin besok (16/03/2020) hingga 2 minggu ke depan akan membuat anak untuk belajar di rumah dengan kurikulum yang telah dipersiapkan.

Setengah dari kurikulum yang disiapkan adalah pendidikan mengenai Covid 19.

Ridwan Kamil juga menyatakan bahwa sudah ada koordinasi setiap harinya melalui Pusat Informasi dan Koordinasi Covid 19 Jawa Barat. Ia menyampaikan bahwa ini sangatlah efektif.

Mulai Sabtu kemarin (14/03/2020) sudah melakukan adanya tes proaktif, di mana tidak perlu menunggu seseorang memiliki gejala.

Hal ini sudah dilakukan kepada mereka yang terpantau dan yang tidak bergejala namun patut diwaspadai.

Sebagai contoh adalah para perawat. Tes proaktif akan keluar dalam waktu 5 jam. Setiap orangnya akan menjalani 2 tes.

Sebelumnya, Ridwan Kamil telah mengatakan bahwa saat ini fasilitas alat pengecekan sdah tersedia sesuai dengan standar WHO.

Maka beliau mengatakan hasil pemeriksaan PSP bisa dilakukan lebih cepat.

Saat ini Pemerintah Jawa Barat mencoba untuk transparan ke masyarakat.

Mulai Hari Ini, Observatorium Bosscha Bandung Tutup Sementara

Observatorium Bosscha Bandung(Shutterstock/Amirudin Ridlo)

Bandung - Observatorium Bosscha menutup kunjungan umum mulai hari ini, Minggu (15/3/2020) hingga waktu yang belum ditentukan. Pengumuman tersebut disampaikan melalui keterangan pers Jumat (13/3/2020).

Keterangan pers dari Bosscha tersebut menyatakan penutupan merupakan hasil dari dua pertimbangan terkait penyebaran virus corona di Indonesia.

"Status pandemi COVID-19 serta penyebaran virus yang sedang meningkat di Indonesia, dan observatorium Bosscha menerima pengunjung, terutama kelompok siswa dan siswi sekolah, dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia," tulis Observatorium Bosscha.

Instruksi penutupan juga telah berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada satuan pendidikan, serta imbauan dari Institut Teknologi Bandung.

Bagi pengunjung yang telah melakukan reservasi kunjungan pada rentang waktu mulai 15 Maret 2020 akan dibatalkan secara sepihak.

Selain itu, layanan pendaftaran ditutup mulai hari ini, Minggu (15/3/2020).

Pihak Observatorium Bosscha mengucapkan terima kasih dan berharap dukungan, kerjasama, dan pemakluman dari semua pihak sebagai upaya bersama dalam menjaga kesehatan.

Selain, Bosscha tempat wisata lain di Kota Bandung juga dikabarkan ditutup. Pantauan Kompas.com sejak diterbitkan surat edaran Walikota Bandung, Oded M Danial beberapa area publik milik pemerintah Bandung juga ditutup mulai Minggu (15/3/2020).

Adapun area publik tersebut di antaranya Alun-alun Bandung, Taman Kota, Bandung Planning Gallery, Museum Kota Bandung, Bandung Creative Hub, Bandung Command Center, sarana olahraga, dan lainnya.

Sementara itu, hingga kini beberapa tempat wisata yang biasa dikunjungi wisatawan di Bandung seperti The Great Asia Afrika, Farmhouse, The Lodge Maribaya, dan Trans Studio Bandung tetap dibuka untuk umum.

Presiden Jokowi Minta Pemda Lakukan 4 Hal Ini Untuk Cegah Corona



Jakarta - Pemerintah terus berkonsultasi dengan World Health Organization (WHO) dan menggunakan protokol WHO, serta berkonsultasi dengan tenaga ahli kesehatan masyarakat dalam menangani penyebaran virus corona (COVID-19).

Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah untuk membuat kebijakan-kebijakan sebagai langkah penanganan.

"Membuat kebijakan tentang proses belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa. Membuat kebijakan tentang sebagian ASN bisa bekerja di rumah dengan menggunakan interaksi online. Menunda kegiatan-kegiatan yang melibatkan peserta yang banyak orang." kata Presiden Jokowi kepada awak media saat menyampaikan konferensi pers di Istana Merdeka (15/03).

Ia juga menambahkan untuk meningkatkan pelayanan pengetesan infeksi COVID-19 pengobatan secara maksimal dengan memanfaatkan kemampuan rumah sakit daerah yang bekerja sama dengan rumah sakit swasta serta lembaga riset dan lembaga pendidikan tinggi yang direkomendasikan kementerian kesehatan.

Selain itu, Presiden Joko Widodo meminta seluruh lapisan baik gubernur, bupati, walikota, dan seluruh instansi daerah untuk berkonsultasi dengan pakar medis dalam menelaah setiap situasi yang ada, kemudian juga berkonsultasi dengan BNPB untuk menentukan status daerahnya apakah termasuk dalam siaga darurat atau tanggap darurat bencana alam.

Asal SEO

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done